Rabu, 05 Oktober 2016

PEMASANGAN BEARING YANG BENAR




Pada proses pemasangan maupun pelepasan bearing perlu diperhatikan kondisi porosnya. Pemeriksaan ini dimungkinkan untuk melihat kesejajaran ataupun penyimpangan yang terjadi pada suatu poros baik secara vertical maupun secara horizontal. Pemeriksaan akan dilakukan dengan menggunakan dial indicator sebagai alat untuk mengukur. Dengan hasil pemeriksaan ini, maka proses pemasangan dan pelepasan bearing akan semakin efektif.

Prosedur pemasangan bearing

  •  Pertama-tama bersihkan setiap tonjolan tajam (burrs), serpihan metal (cutting chips), karat (rust) atau kotoran debu (dirt) dari permukaan tempat dudukan bearing. Pemasangan dapat dilakukan dengan mudah jika permukaan yang sudah bersih tersebut dilapisi dengan sedikit oli.
  • Pastikan bahwa semua pressing blocks, driving plates, hammers dan peralatan pemasangan yang lainnya dalam kondisi bersih, bebas dari tonjolan (burrs), dan ukurannya benar.
  • Jangan membuka pembungkus bearing sebelum bearing tersebut siap untuk dipasang. Serpihan debu maupun kotoran lain yang masuk kedalam bearing sebelum dan selama pemasangan dapat menyebabkan noise dan vibration saat bearing bekerja.
  • Jangan melakukan modifikasi apapun terhadap bearing. Bearings dibuat dengan toleransi yang sangat ketat untuk memenuhi tingkat akurasi yang tinggi. Sehingga, penting sekali untuk memperhatikan secara khusus terhadap hal-hal yang harus diperhatikan dalam menangani bearing.
  • Pada proses pemasangan bearing ada beberapa metode pemasangan. Metode tersebut digunakan karena pada poros menggunakan suaian sesak. Metode ini dipilih disesuaikan sesuai posisi bearing. Hal tersebut dilakukan agar bearing tidak mengalami kerusakan pada saat proses pemasangan. Metode pemasangan bearing tersebut adalah metode paksa dan metode pemanasan.
Pemasangan Bearing dengan Metode Paksa (SST Bearing):
Untuk metode paksa, disini menggunakan Special Service Tool (SST) Bearing. SST ini digunakan untuk menekan agar bearing tepat berada pada dudukan poros. Setelah sesuai bearing dengan dipukul menggunakan palu plastic.

Pada saat pemasangan bearing, perlu diperhatikan beberapa hal:
  • Memasang bearing dengan menggunakan hammer dapat menyebabkan kerusakan karena tumbukan yang keras (sharp impacts).
  • Pasanglah bearing dengan menggunakan alat press yang melingkar atau bentuk lain yang dapat menekan permukaan bearing dengan beban yang rata.



Pemasangan Bearing Metode Pemanasan (Heater):
Umumnya digunakan untuk bearing yang besar dan bearing dengan interference fit yang besar. Pemuaian panas pada inner ring membuat pemasangan bearing menjadi mudah. Pada metode pemanasan, bearing dipanaskan terlebih dahulu pada temperature yang telah disesuaikan. Jika tidak, akan terjadi perubahan pada bearing yang dipasang. Metode pemasangan dengan cara dipanaskan ini tidak boleh digunakan untuk bearing yang menggunakan pre-greased dan sealed bearings atau shielded bearings

Prosedur pelaksanaannya adalah: .
  • Merendam bearing didalam oli panas adalah cara yang paling umum.
  • Gunakan oli bersih untuk pemanasan
  • Masukkan bearing kedalam oli dengan dikaitkan dengan gantungan atau dengan dudukan menggunakan metal screen untuk mencegah bersentuhan dengan elemen pemanas.
  • Suhu yang diperlukan memanaskan inner ring should tergantung pada jumlah interference fit dari permukaan bearing dengan shaft nya.
  • Untuk mencegah adanya celah yang akan timbul antara inner ring dan shaft, bearing yang dipasang dengan cara panas terhadap shaftnya harus didiamkan dulu sampai dingin.
  • Bearing tidak boleh dipanaskan lebih dari 120 derajat Celcius.
 Metode pemasangan dengan cara dipanaskan ini tidak boleh digunakan untuk bearing yang menggunakan pre-greased dan sealed bearings atau shielded bearings. Metode pemanasan yang juga digunakan adalah dengan bearing oven. Pada metode yang menggunkan bearing oven, bearing harus kering. Dengan demikian metode ini bisa digunakan untuk pre-greased bearings. Pada saat menggunakan metode ini, pre-greased bearings tidak boleh dipanaskan lebih dari 120°C. Pemanasan yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada  bearingnya.


NACH SEKARANG ANE BERI CONTOH PEMASANGAN BEARING YG SEDERHANA

dimana para mekanik sangat kurang memperhatikan adalah
1.silinder penahan (D)
adanya silinder penahan ( pada gambar D) dimana silinder tersebut berfungsi untuk menjaga agar posisi         bearing tidak berubah dan juga menahan jarak antara bearing dengan bearing agar tetap pada posisinya         ( ukuran yang telah ditentukan )

2. pemasangan ring (hahaha .......gambar no lable ,,, antara c dan d )
dimana ring ini berfungsi  menahan id ( inside diameter bearing ) bukanya untuk menahan seluruh body bearing 
oleh karena itu ukuran ring tersebut harus disesuaikan dengan id / od bearing yang mau dipasang 

untuk ukuranya  

id ring = id bearing ,   sedangkan
od ring < od bearing 

nach kalau semua componen sudah terpasang ( silinder dan ring ) pada tempatnya ...maka tinggal mengencangkan mur  sesuai standart pengencangan ( ..... sak modarmu asal baute gk doll )


ok sampai disini kalo belum paham contact ane aja gan ...


itung" silaturahmi 

belum lengkap kalo membahas cara pasang bearing tapi gk ada bearingnya ........
 sekarang mari kita bahas bearing tersebut 




Cara Membaca Kode Bearing

Seringkali kita kesulitan untuk menentukan bearing yang akan kita pakai untuk mesin kita, berikut akan saya bagi tips untuk membaca kode bearing matrik.

Untuk memudahkan dalam pemilihan bearing, maka produsen bearing membuat standar ukuran bearing melalui kode tertentu. Berikut ini akan dibahas secara singkat mengenai kode yang terdapat pada bearing.
Pada bearing biasanya tertera kode kombinasi antara angka dan huruf. misalnya pada bearing SKF yang tertera kode 6201 RS/C3 MT47. Kode tersebut tidak sembarang tulis, karena ditentukan menggunakan standar ISO.


Kode Angka


·         Angka Pertama

Angka pertama adalah kode untuk jenis bearing. Perlu diingat bahwa bila kode pertama adalah angka, berarti satuan yang dipakai merupakan satuan metrik, sedangkan bila menggunakan huruf, berarti menggunakan satuan non metrik (inchi).

Daftar arti kode pertama (jenis bearing):


·         Angka Kedua

Angka kedua merupakan kode yang menunjukkan jenis dimensi bearing, yaitu diameter, tebal dan tinggi.

·         Dua angka berikutnya, yaitu angka ketiga & ke-empat


Merupakan kode untuk ukuran diameter dalam bearing tersebut. jika kode-nya 00 maka diameternya 10 mm , 01 maka diameternya 12 mm , 02 maka diameternya 14 mm , 03 maka diameternya 17 mm. Mulai 04 sampai seterusnya tinggal di kali dengan 5 mm. misalnya 04 = 20 mm, 05 = 25 mm. dan seterusnya


Berikut tabel untuk beberapa ukuran bearing berdasarkan kode angkanya (matrik)

 

Kode
d
D
l

Kode
d
D
l
Bearing

Bearing
605
5
14
5

625
5
16
5
606
6
17
6

626
6
19
6
607
7
19
6

627
7
22
7
608
8
22
7

628
8
24
8
609
9
24
7

629
9
26
8
623
3
10
4

634
4
16
5
624
4
13
5

635
5
19
6









Kode
d
D
l

Kode
d
D
l
Bearing

Bearing
6000
10
26
8

6200
10
30
9
6001
12
28
8

6201
12
32
10
6002
15
32
9

6202
15
35
11
6003
17
35
10

6203
17
40
12
6004
20
42
12

6204
20
47
14
6005
25
47
12

6205
25
52
15
6006
30
55
13

6206
30
62
16
6007
35
62
14

6207
35
72
17
6008
40
68
15

6208
40
80
18
6009
45
75
16

6209
45
85
19
6010
50
80
16

6210
50
90
20









D = diameter luar







d=diameterDalam







l = lebar










ssatuan dalam : mm




Kode Jenis Penutup Bearing

Untuk kode berikutnya merupakan huruf yang merupakan kode untuk jenis penutup bearing, contohnya RS yang kepanjanganya Rubber Seal atau seal karet yang artinya bearing tersebut menggunakan penutup jenis karet.

Daftar arti kode keempat (jenis penutup yang digunakan pada bearing):


Z= zinc(single seal)
2Z= zinc(double seal)
RS= rubber(single seal)
2RS= rubber(double seal)
V= single non-contact seal
VV= double non-contact seal
DDU= double contact seal
NR= snap ring and groove
M= brass cage

 

 Kode Kerengangan

Contohnya kode C3. Simbol ini menandakan kerenggangan antar pelor dan dinding punggung bagian dalam. “C3 cocok untuk motor harian”. Makin besar angkanya berarti toleransi kerenggangan antar komponen bearing makin besar pula. Tak heran C3, jika digoyangkan lebih terasa rengang dibanding C2. Angka kerenggangan tersebut tercantum dari C2 – C5 tanpa tanda (kosong). Motor dengan putaran mesin tinggi sebaiknya menggunakan bearing dengan kerenggangan C5. Salah satu alasannya yaitu di temperatur motor high speed jauh lebih tinggi dibanding motor harian, dan ketika suhu memuncak maka bola-bola memuai. Posisi menggelinding jadi pas. Tidak akan macet. Satuan kerenggangan atau Clearance adalah mikron. 1 mikron sama dengan 1/1000 mm.






Contoh cara membaca kode bearing (laher) 6301-RS C3 yang tertera di sisi samping bearing:
·                     angka 6 adalah jenis laher dengan bantalan berbentuk bola (ball bearing);
·                     3 menunjukkan dimensi laher (diameter luar dan tebal laher) dalam contoh ini diameter luar laher 37mm dan tebal 12mm;
·                     01 adalah lingkar dalam laher 12mm, jika angkanya 00 berarti diameter dalamnya 10mm, 01:12mm, 02:15mm, 03:17mm, 04:20mm, 05:25mm, 06:30mm dan 07:35mm;
·                     RS menunjukkan jenis tutup/pelindung bola laher (RS: rubber seal, Z atau ZS: zinc seal/sil logam, 2 RS: kedua permukaan laher tertutup sil karet, 2Z: kedua permukaan laher ditutup logam/zinc)
·                     C3 menunjukkan clearance (kerenggangan) dalam satuan mikron (1/1000).
OK SAMPAI DISINI APAKAH ANDA PUAS.....??????
semoga ada mekanik dari PT.PINAGO UTAMA , ada yg membacanya ...........karena slama ini ane geram tiap kali melihat cara mereka memasang bearing dan cara perlakuan terhadap bearing ...........entah ,apa oleh karena mereka berprinsip  .....????:
 bahwa kerja harus disesuaikan dengan gaji  
dan bahwasanya klo sudah absen itu berarti sudah kerja ,,,,ato ada alasan yang lain ........hmmmmm ........
moga berkah ....ingat buat makan anak - bini mass brow 
waduhhhhh malah curhat ...weshhhh  jarno ae aras'en delet y